Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabaroka
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, Allohumma sholi ‘ala Muhammad, wa ‘ala ‘aalihi wa ashbihi ajma’iin
Segala puja dan puji, total, semuanya hanya milik Allah. Ujian apapun yang datang kepada kita, pasti penyebabnya karena Allah menitipkan sesuatu pada diri kita. Sehingga tidak layak menjadi ujub dan takabur terhadap ujian. Melainkan menjadi tawadu’ dan bersyukur.
( dari : http://musiklib.org/Thufail_Al_Ghifari-Integritas_(_Feat_Aa_Gym_)-Lirik_Lagu.htm )
Berbicara mengenai harimau yang dalam bahasa Sunda disebut “Maung, Lodaya, dan Sancang”, tidak terlepas dari konteks keperkasaan dan kepahlawanan. Silihwangi gelar kebesaran raja Pajajaran, bagi orang sunda merupakan karuhun yang menjadi panutan, pun dilambangkan dengan maung. Tidak hanya itu dalam dunia persilatan di tatar Sunda, maung menjadi sosok yang paling dominan dibandingkan dengan hewan-hewan lainnya.
Brigjen Polisi Purnawarman R. Gojali Suriamijaya dan (Alm) Dadang Ibnu, salah satu pembantu Oto Iskandardinata, dari Sukaraja menjabarkan, bahwa lambang Galuh adalah harimau kumbang, sedangkan lambang Pajajaran adalah harimau putih. Di sini yang ditonjolkan bukan harimaunya, melainkan warnanya, yaitu warnah putih dan kumbang (warna antara biru dengan hitam). Jadi pola ini menunjukkan hal sama dengan pola sebelumnya. Orang Pulau Jawa sendiri menyadap kata wyaghra dari bahasa Sangsakerta yang mengandung arti harimau atau pahlawan. Dalam Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa parwa I sarga 1, dikisahkan bahwa Purnawarman yang selalu unggul dalam peperangan itu dijuluki Wyaghra Ning Tarumanagara atau Harimau Tarumanagara. Jadi, ada tradisi yang mengasosiasikan harimau dengan perbuatan kepahlawanan.
Ki Buyut Rambeng dalam lakon Dadap Malang menggunakan sebutan “Maung Selang” untuk para Senopati Pajajaran. Konon, harimau ini kecil tetapi terkenal garang (menurut Coolsma, "tijger met zwarte grondkleur roode strepen" = harimau dengan bulu dasar hitam bergaris merah).
Buat orang Jawa umumnya dan orang Sunda khususnya, kata lain menyebut harimau dengan Singha, mengapa demikian? Padahal di tanah Jawa tidak ditemukan hewan ini. Kata singha tidak umum digunakan di tatar Jawa, diprediksi kata singha ini terpengaruh dari Timur Tengah ketika masuknya agama Islam ke bumi Nusantara. Pada akhirnya menjadi sebutan umum untuk harimau, khususnya di tanah Cerbon (kalangan tertentu). Sebelumnya mari kita tengok ke belakang jauh sebelum agama Islam masuk ke Nusantara, penggunaan kata singha ini juga dipengaruhi agama Budha.
Patung Harimau peninggalan masa silam belum ditemukan, tetapi agama Budha memperkenalkan patung singa pengawal seperti tampak di pelataran Candi Borobudur. Singa adalah lambang Sidharta Gautama yang sebelum menjalani kehidupan sebagai Budha menjadi pahlawan bangsanya dengan gelar Ksatria Sakyasimha (singha bangsa Sakya). Dapat disimpulkan bahwa ternyata makna dari simbol keperkasaan hewan ini yang diambil, baik itu harimau maupun singha sama-sama memiliki makna keperkasaan.
Ikonografi di Borobudur menampilkan patung singa-pengawal dengan sikap duduk seragam seperti Spinx dekat Piramida Gizeh di Mesir. Duduk pada kaki belakang dan bertopang pada kedua kaki depan yang dilipat menjulur ke depan sambil menegakkan dada. Itulah sikap santai, tenang dan anggun tetapi penuh kewaspadaan tanpa menampilkan sikap mengancam. Dengan sikap duduk seperti itu, hewan jenis harimau dan singha dapat langsung berdiri dengan sekali gerakan lompat.
Masyarakat traditional di Jawa Barat pada tahun 1930-an selalu membuat tabungan (cengcelengan) berbentuk harimau dengan sikap duduk sepertisinga-pengawal di Borobudur itu. Hal ini tentu saja diwarisinya turun-temurun.
Tapi bila kita saksikan bagaimana kisah kepergian Surawisesa atas perintah ayahnya (Silihwangi) ke Malaka dalam lakon pantun digubah menjadi kepergian Mundinglaya Dikusuma ke Kahiyangan mencari Lalayang Salakadomas, dan tokoh Alfonso d'Albuquerque digantikkan posisinya oleh tokoh Sunan Ambu, dapatlah disimpulkan bahwa kisah-kisah ajaib seperti itu bernilai simbolik dan menyembunyikan sesuatu kenyataan.Tidak mungkinkah kisah gaib harimau kumbang dan harimau putih itu juga melambangkan kaitan historis antara Tarumanagara (tarum=nila=hitam) dengan Sunda (putih)?.
Terlepas dari itu semua, orang sependapat bahwa harimau menjadi lambang kepahlawanan dan putih melambangkan kesucian, kemurnian, kejujuran dan keadilan. Patung harimau putih hanyalah hiasan yang mudah-mudahan mampu mengingatkan kita apa arti keadilan dan kejujuran dalam ajaran moralsebagai bagian warga negara Republik Indonesia. "The Kingdom of Sunda is justly governed" (kata Tome Pires) patut kita buktikan, minimal di sebagian kecil bekas ibukotanya. Taruma-Sunda adalah identitas sejarah Bogor. Ciliwung-Cisadane menjadi identitas topografinya (waruga). Sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya, Kotamadya Bogor memiliki bendera pengenal yang berwarna tarum dan putih dengan lambang daerah di tengahnya. Silahkan baca saja bendera itu dengan Kotamadya Bogor di atas lahan Ciliwung dan Cisadane.
Uraian ini ditambahkan sebagai pelengkap dengan maksud memandang ke sisi lain tempat orang-orang tua yang bijak merenungkan sesuatu di luar wujud materi. Manusia modern pernah beranjak terlalu jauh dan menganggap dirinya berhadapan, bahkan berhak menaklukkan alam. Namun pengalaman membuktikan bahwa mereka hanya sebagian dari alam itu. Menaklukkan alam berartimemusnahkan diri sendiri karena lingkungan hidup itu bukan untuk para penghuninya, melainkan terdiri atas para penghuninya.
Hana nguni hana mangketan hana nguni tan hana mangkeaya ma beuheula aya tu ayeunahanteu ma beuheula hanteu tu ayeunahana tunggak hana watangtan hana tunggak tak hana watanghana ma tunggulnya aya tu catangnya.
Dari : http://sahabatsilat.com/forum/seni-dan-budaya-nusantara/makna-%27maung%27-di-mata-orang-sunda-%28khususnya%29/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
~::Pemberitahuan::~
"Afwan, Kalo Pngen ngasi koment, kasi koment yg sopan ya, kalo admin nemuin koment2 yg sifat_y nyela, punten,.. koment km ga akan dimuat " ~Admin Anu Kasep~