Laman

Jumat, 30 Desember 2011

Remaja, Kebebasan, Seks, dan HIV/ AIDS

Senin, 20 Desember 2010 | 06:14 WIB
Maraknya pergaulan bebas mengakibatkan meningkatnya penderita HIV/AIDS. Tingginya angka penderita HIV/AIDS dikalangan remaja disebabkan oleh prilaku seksual yang semakin beresiko. Slogan “Jauhi Aids, jangan orangnya” mengajarkan kita untuk toleran dengan orang yang suka bergonta-ganti pasangan. Atas nama hak reproduksi perempuan, solusi untuk permasalahan HIV/AIDS adalah dengan melakukan kampanye penggunaan kondom, pendidikan seks dan Kesehatan Reproduksi (Kespro), agar remaja mampu melakukan seks secara sehat dan tidak beresiko, mendorong para remaja untuk melakukan KB, kalaupun terlanjur hamil, tidak perlu khawatir karena aborsi telah dilegalkan.

Alhasil, konsep Kespro yang dianggap sebagai solusi tiada lain dimaksudkan untuk melegalkan seks bebas yang dikemas dengan slogan kesehatan reproduksi wanita. Alih-alih meningkatkan derajat kesehatan, yang terjadi malah semakin banyak masalah kesehatan. Seks bebas-punerat kaitannya dengan miras dan narkoba, akibatnya narkoba dan miras-pun membayangi generasi muda.
Inilah potret system sekular demokrasi yang telah memberikan kebebasan berprilaku, berhubungan sesksual, homoseksual, lesbianisme, transgender, dan lain-lain atas nama HAM. Dan yang tersisa adalah generasi pesakitan yang sedang menanti ajalnya.

Islam memuliakan manusia dan menempatkan wanita pada posisi yang sesuai dengan kodratnya. Perempuan adalah ibu generasi yang di pundaknya terletak tanggung jawab besar untuk melahirkan dan mendidik generasi berkualitas. Islam mengatur pola hubungan antara laki-laki dan wanita dalam rumah tangga, meliputi; pernikahan, kehamilan, kelahiran, penyusuan, jaminan nafkah, pendidikan, dan lain-lain.

Dengan pernikahan, wanita diberi hak untuk diperlakukan dengan terhormat, fisiknya terjamin dengan adanya nafkah. Pernikahan ditujukan untuk melahirkan keturunan dan melestarikan ras manusia. Islam mengharamkan perzinahan dan menetapan sanksi tegas bagi pelakunya. Saatnya tegakkan syariat dan khilafah untuk menyelamatkan generasi, mencegah umat (remaja) dari bahaya penyimpangan seks dengan menerapkan system pergaulan Islam.
Ummu Sumayyah
Jagakarsa – Jakarta Selatan


Sumber : Muslimdaily.Net

Dari : http://fpi.or.id/?p=detail&nid=284

"MAUNG" (Harimau)

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabaroka


Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, Allohumma sholi ‘ala Muhammad, wa ‘ala ‘aalihi wa ashbihi ajma’iin
Segala puja dan puji, total, semuanya hanya milik Allah. Ujian apapun yang datang kepada kita, pasti penyebabnya karena Allah menitipkan sesuatu pada diri kita. Sehingga tidak layak menjadi ujub dan takabur terhadap ujian. Melainkan menjadi tawadu’ dan bersyukur.

( dari : http://musiklib.org/Thufail_Al_Ghifari-Integritas_(_Feat_Aa_Gym_)-Lirik_Lagu.htm )


Berbicara mengenai harimau yang dalam bahasa Sunda disebut “Maung, Lodaya, dan Sancang”,  tidak terlepas dari konteks keperkasaan dan kepahlawanan. Silihwangi  gelar kebesaran raja Pajajaran,  bagi orang sunda merupakan karuhun yang menjadi panutan, pun dilambangkan dengan maung. Tidak hanya itu dalam dunia persilatan di tatar Sunda, maung menjadi sosok yang paling dominan dibandingkan  dengan hewan-hewan lainnya.

Brigjen Polisi Purnawarman R. Gojali Suriamijaya dan (Alm) Dadang Ibnu, salah satu pembantu Oto Iskandardinata, dari Sukaraja menjabarkan, bahwa lambang Galuh adalah harimau kumbang, sedangkan lambang Pajajaran adalah harimau putih. Di sini yang ditonjolkan bukan harimaunya, melainkan warnanya, yaitu warnah putih dan kumbang (warna antara biru dengan hitam). Jadi pola ini menunjukkan hal sama dengan pola sebelumnya. Orang Pulau Jawa sendiri menyadap kata wyaghra dari bahasa Sangsakerta yang mengandung arti harimau atau pahlawan. Dalam Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa parwa I sarga 1, dikisahkan bahwa Purnawarman yang selalu unggul dalam peperangan itu dijuluki Wyaghra Ning Tarumanagara atau Harimau Tarumanagara. Jadi, ada tradisi yang mengasosiasikan harimau dengan perbuatan kepahlawanan.

Ki Buyut Rambeng dalam lakon Dadap Malang menggunakan sebutan “Maung Selang”  untuk para Senopati Pajajaran. Konon, harimau ini kecil tetapi terkenal garang (menurut Coolsma, "tijger met zwarte grondkleur roode strepen" = harimau dengan bulu dasar hitam bergaris merah).

Buat orang Jawa umumnya dan orang Sunda khususnya, kata lain menyebut harimau dengan Singha, mengapa demikian? Padahal di tanah Jawa tidak ditemukan hewan ini. Kata singha tidak umum digunakan di tatar Jawa, diprediksi kata singha ini terpengaruh dari Timur Tengah ketika masuknya agama Islam ke bumi Nusantara. Pada akhirnya menjadi sebutan umum untuk harimau, khususnya di tanah Cerbon (kalangan tertentu). Sebelumnya mari kita tengok ke belakang jauh sebelum agama Islam masuk ke Nusantara, penggunaan kata singha ini juga dipengaruhi agama Budha.

Patung Harimau peninggalan masa silam belum ditemukan, tetapi agama Budha memperkenalkan patung singa pengawal seperti tampak di pelataran Candi Borobudur. Singa adalah lambang Sidharta Gautama yang sebelum menjalani kehidupan sebagai Budha menjadi pahlawan bangsanya dengan gelar Ksatria Sakyasimha (singha bangsa Sakya). Dapat disimpulkan bahwa ternyata makna dari simbol keperkasaan hewan ini yang diambil, baik itu harimau maupun singha sama-sama memiliki makna keperkasaan.


Ikonografi di Borobudur menampilkan patung singa-pengawal dengan sikap duduk seragam seperti Spinx dekat Piramida Gizeh di Mesir. Duduk pada kaki belakang dan bertopang pada kedua kaki depan yang dilipat menjulur ke depan sambil menegakkan dada. Itulah sikap santai, tenang dan anggun tetapi penuh kewaspadaan tanpa menampilkan sikap mengancam. Dengan sikap duduk seperti itu, hewan jenis harimau dan singha dapat langsung berdiri dengan sekali gerakan lompat.

Masyarakat traditional di Jawa Barat pada tahun 1930-an selalu membuat tabungan (cengcelengan) berbentuk harimau dengan sikap duduk sepertisinga-pengawal di Borobudur itu. Hal ini tentu saja diwarisinya turun-temurun.

Tapi bila kita saksikan bagaimana kisah kepergian Surawisesa atas perintah ayahnya (Silihwangi) ke Malaka dalam lakon pantun digubah menjadi kepergian Mundinglaya Dikusuma ke Kahiyangan mencari Lalayang Salakadomas, dan tokoh Alfonso d'Albuquerque digantikkan posisinya oleh tokoh Sunan Ambu, dapatlah disimpulkan bahwa kisah-kisah ajaib seperti itu bernilai simbolik dan menyembunyikan sesuatu kenyataan.Tidak mungkinkah kisah gaib harimau kumbang dan harimau putih itu juga melambangkan kaitan historis antara Tarumanagara (tarum=nila=hitam) dengan Sunda (putih)?.

Terlepas dari itu semua, orang sependapat bahwa harimau menjadi lambang kepahlawanan dan putih melambangkan kesucian, kemurnian, kejujuran dan keadilan. Patung harimau putih hanyalah hiasan yang mudah-mudahan mampu mengingatkan kita apa arti keadilan dan kejujuran dalam ajaran moralsebagai bagian warga negara Republik Indonesia. "The Kingdom of Sunda is justly governed" (kata Tome Pires) patut kita buktikan, minimal di sebagian kecil bekas ibukotanya. Taruma-Sunda adalah identitas sejarah Bogor. Ciliwung-Cisadane menjadi identitas topografinya (waruga). Sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya, Kotamadya Bogor memiliki bendera pengenal yang berwarna tarum dan putih dengan lambang daerah di tengahnya. Silahkan baca saja bendera itu dengan Kotamadya Bogor di atas lahan Ciliwung dan Cisadane.

Uraian ini ditambahkan sebagai pelengkap dengan maksud memandang ke sisi lain tempat orang-orang tua yang bijak merenungkan sesuatu di luar wujud materi. Manusia modern pernah beranjak terlalu jauh dan menganggap dirinya berhadapan, bahkan berhak menaklukkan alam. Namun pengalaman membuktikan bahwa mereka hanya sebagian dari alam itu. Menaklukkan alam berartimemusnahkan diri sendiri karena lingkungan hidup itu bukan untuk para penghuninya, melainkan terdiri atas para penghuninya.

Hana nguni hana mangketan hana nguni tan hana mangkeaya ma beuheula aya tu ayeunahanteu ma beuheula hanteu tu ayeunahana tunggak hana watangtan hana tunggak tak hana watanghana ma tunggulnya aya tu catangnya.

Dari : http://sahabatsilat.com/forum/seni-dan-budaya-nusantara/makna-%27maung%27-di-mata-orang-sunda-%28khususnya%29/

Rabu, 28 Desember 2011

Muhammad Thufail Al Ghifari, Rapper Mualaf Yang Mengenal Islam Melalui Musik Underground

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabaroka

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, Allohumma sholi ‘ala Muhammad, wa ‘ala ‘aalihi wa ashbihi ajma’iin
Segala puja dan puji, total, semuanya hanya milik Allah. Ujian apapun yang datang kepada kita, pasti penyebabnya karena Allah menitipkan sesuatu pada diri kita. Sehingga tidak layak menjadi ujub dan takabur terhadap ujian. Melainkan menjadi tawadu’ dan bersyukur.

( dari : http://musiklib.org/Thufail_Al_Ghifari-Integritas_(_Feat_Aa_Gym_)-Lirik_Lagu.htm )

“Barang siapa yang dikehendaki dan dipilih oleh Allah untuk mendapat petunjuk-Nya, maka Allah akan melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam”. (QS. Al-An’am;125).


''Networks at work, keeping people calm You know they murdered X And tried to blame it on Islam He turned the power to the have-nots And then came the shot.''

Kalimat di atas merupakan penggalan bait lagu berjudul Wake Up milik - Rage Against The Machine (RATM). Lagu-lagu yang dibawakan grup musik asal Los Angeles (Amerika Serikat) ini mengusung ramuan musik punk, hip-hop, dan trash . Penggemar ketiga aliran musik ini, terutama punk dan trash , mayoritas berasal dari komunitas underground komunitas yang selalu diidentikkan mempunyai budaya yang negatif serta sedikit menyimpang dari norma-norma yang telah tertanam di masyarakat. Terlepas dari semua stigma negatif ini, justru bagi seorang Richard Stephen Gosal, dari komunitas underground inilah dia mulai tertarik untuk mengenal agama Islam lebih jauh. ''Saya suka sekali dengan (lagu-lagu) Rage Against The Machine. Bahkan, sampai sekarang saya menaruh respek meskipun mereka bukan orang Islam,'' ungkap mualaf yang kini menggunakan nama Muhammad Thufail al-Ghifari.

Dari salah satu lagu yang dibawakan RATM, pria yang sejak remaja memang menyukai aliran music underground ini mengenal Malcolm X--tokoh mualaf kulit hitam Amerika Serikat yang memperjuangkan hak asasi kaum kulit hitam di negeri Paman Sam tersebut. Tidak hanya dalam lagu band RATM, nama Malcolm X juga Thufail temukan dalam lagu grup hip-hop asal New York (AS) yang ia sukai, Public Enemy.

Rasa penasaran terhadap tokoh pejuang hak asasi manusia asal Amerika ini mendorong Thufail untuk mencari berbagai informasi mengenai kehidupan sang tokoh. ''Saya belajar banyak tentang dia. Dari Malcolm X ini kemudian saya mengenal Muhammad Ali dan Nabi Muhammad SAW,'' ujarnya.

Pada saat ia masih memeluk agama Kristen Protestan, kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai pendeta kerap mendoktrinnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah gambaran orang yang suka berperang, main perempuan, memiliki jenggot, berasal dari suku kedar (anti- christ), menyesatkan umat manusia dengan Al-Quran, dan pengikutnya akan binasa di neraka.

Dari salah satu literatur mengenai Malcolm X yang dibacanya, menurut Thufail, ada satu kalimat yang diucapkan sang tokoh kepada Muhammad Ali petinju legendaris AS yang membuatnya terkesan. Ketika Muhammad Ali mengecam kaum kulit putih yang menindas yahudi dan orang kulit hitam, Malcolm justru berkata, ''Di Makkah, saya lihat orang bermata coklat, biru, hitam serta berkulit putih, hitam, dan coklat semuanya duduk bersama.''

Kalimat yang mengungkapkan kekaguman Malcolm terhadap umat Islam tersebut, membuat ia semakin tertarik dengan Islam. Meski dididik dengan ajaran Kristen Protestan yang cukup ketat, agama Islam bukanlah sesuatu yang baru bagi Thufail. ''Sejak di SMP, saya banyak bergaul dengan teman-teman yang beragama Islam. Bahkan, di antara mereka banyak yang sering menggoda saya dan mengatakan kapan saya masuk Islam,'' paparnya.

Dari belajar mengenai Malcolm, hingga suatu ketika Thufail merasa jenuh dengan kehidupan yang dijalaninya sebagai seorang penganut paham ateis. Kejenuhan yang sama pernah ia alami ketika masih memeluk Kristen Protestan. Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Ketika di bangku SMP itulah ia mulai tertarik dengan buku-buku mengenai sosialisme dan komunisme.

Ajaran sosialisme dan komunisme ini di kemudian hari banyak memengaruhi pola pikir Thufail. Hingga akhirnya, saat duduk di bangku kelas 2 SMA (sekitar tahun 1999-2000--Red), ia memutuskan menjadi seorang ateis. ''Saya tidak mengimani lagi Yesus Kristus dan menganggap agama hanya membuat orang saling membunuh dan berperang.''

Tiga Kali Mengucapkan Syahadat
Kejenuhan terhadap paham ateisme yang dianut Thufail, bermula dari fenomena sweeping terhadap kelompok beraliran kiri di Tanah Air yang terjadi pada kurun waktu tahun 2000-2001 oleh kelompok Pancasilais. Ketika terjadi sweeping itulah, ungkapnya, banyak tokoh PRD (Partai Rakyat Demokratik)--tempat Thufail pernah bergabung menjadi salah seorang anggotanya tidak bertanggung jawab terhadap penahanan simpatisan-simpatisan mereka yang berada di kelompok underground di daerah-daerah.

''Para tokoh PRD ini menghilang, ada yang karena diculik dan ada juga yang bersembunyi. Di sini awal mula saya kecewa dengan yang dinamakan revolusi diri,'' tukas vokalis band rock indie The Roots of Madinah ini. Rasa jenuhnya ini kemudian ia lampiaskan kepada seorang sahabatnya, sesama anak band di komunitas underground. Walaupun memiliki pergaulan di komunitas underground, menurut Thufail, sahabatnya ini tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim untuk menunaikan ibadah shalat kendati saat itu ia sedang manggung.

Kepada sahabatnya ini, Thufail mengutarakan niatnya untuk masuk Islam. Bukan dukungan yang ia peroleh, justru larangan dari sang sahabat. Pelarangan tersebut, ungkapnya, karena sahabatnya itu tidak menginginkan keputusan dirinya untuk masuk Islam lebih karena faktor emosional sesaat. Sahabatnya ini menginginkan jangan sampai begitu ia masuk Islam terus di kemudian hari memutuskan untuk murtad. ''Menurutnya, saya tidak hanya akan kehilangan dia sebagai teman, tapi teman-teman yang lain bakal nggaksuka sama saya,'' ujarnya mengenang perkataan sahabatnya kala itu.

Thufail tidak lantas menyerah. Kemudian, ia menemui teman-teman lainnya dari kalangan komunitas underground yang beragama Islam. Dengan bertempat di pinggir jalan yang berada di Kompleks Perumahan Taman Kartini, Bekasi, Thufail mengucapkan syahadat di hadapan teman-temannya ini. ''Peristiwa itu terjadi tahun 2002 dan yang menjadi saksi saya ketika itu teman-teman yang memakai baju Sepultura, Kurt Cobain, dan Metallica.''

Keputusannya untuk masuk Islam membuat kedua orang tuanya marah dan mengusirnya dari rumah. Keputusannya ini, ungkap Thufail, juga berdampak terhadap penghidupan orang tuanya. Gereja yang selama ini menjadi tempat mata pencaharian ibunya terancam ditutup begitu mengetahui ia masuk Islam. ''Sampai-sampai mama itu menyembunyikan keislaman saya dari para jemaat.''

Lirik Lagu Thufail al Ghifari - Surat untuk Ibu

“Sudahkah kau mau mengerti, [???], tentang Allah dan KebenaranNya sentuhi ruang. Kutak pernah bermaksud menyakitimu. Tapi ini lah jalan hidupku yang kupilih tanpa paksaan. Nurani yang memanggil jiwaku…

Dimana aku bersandung tentang dukamu. Inilah laguku untukmu ibu. Sekedar pengharapanku agar kau tahu. Setulus kewajibanku sebagai seorang anak. Membingkai kenangan kita. Butiran2 kenangan perjalanan waktu. Waktu yang selalu kuingat dalam sentuhan wejanganmu. Diujung pintu rumah ku berlalu. Menahan pilu tentang kehilangan dirimu. Tapi jalan hidup adalah nuansa. Nuansa yang ingin kujawab dengan kebenaran yang sempurna. Ber-antah logika yang harus kuterima, logika dari fakta konsekuensi ujung hati yang ingin bicara, tentang fakta, tentang realita yang kutemukan bersama cinta empunya surga. Basah kasih sayang dari keharuman Madinah, disetiap pertarungan sisi hati yang ingin menyapa hidayah. Hidayah dari sebuah permata. Yang membakar batas peradaban dunia.

Sudahkah kau mau mengerti, [???], tentang Allah dan KebenaranNya sentuhi ruang. Ku tak pernah bermaksud menyakitimu. Tapi ini lah jalan hidupku yang kupilih tanpa paksaan. Nurani yang memanggil jiwaku…

Salahkah aku bertanya tentang Trinitas, atau tentang Tuhan yang kecewa terhadap pohon Ara, atau legenda sang rasul pembohong di antiokia. Lalu siapakah Lord dan pornografi incest dalam cerita Kejadian. Dan nabi seperti apakah yang telanjang di depan budak perempuan para hambanya. Seperti Apsalon yang menzinai gundik ayahnya, di depan mata seluruh Israel. Skematis rasis di pintu Samaria. Dan perempuan Kana’an yang teraskan anjing pramuria. Beri celah antara kerancuan dan kitab tercabul melebur zina. Bagi Tuhan yang bahkan masih bisa tertidur dan menangis ketakutan. Bacakanlah doktrin itu Ibu, dogma tritunggal yang membohongi fakta. Hingga misteri laki-laki yang bersinar dari pegunungan Paran. Generasi cahaya robbani dari revolusi suku Edar. Dan mimpi Yesaya atas kedatangan pasukan onta. Maka aku bersaksi Ibu, diatas ketulusan hati ini, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan nabi Muhammad itu utusan Allah.

Sudahkah kau mau mengerti, [???], tentang Allah dan KebenaranNya sentuhi ruang. Kutak pernah bermaksud menyakitimu. Tapi ini lah jalan hidupku yang kupilih tanpa paksaan. Nurani yang memanggil jiwaku…”

Tinggal di jalanan, setelah diusir dari rumah, ia jalani selama tiga bulan. Beruntung Thufail bertemu dengan seorang teman lama yang menawarinya untuk menjaga rumahnya yang sedang direnovasi. Selama menjaga rumah temannya ini, tidak hanya memperoleh tempat tinggal, ia juga mendapatkan jatah makan setiap hari.

Masalah muncul ketika renovasi rumah selesai. Thufail saat itu tidak tahu akan tinggal dimana. Namun, oleh ayah temannya ini dia ditawari pekerjaan di sebuah sekolah tinggi, tempat ayah temannya ini menjabat sebagai rektor. Dengan hanya berbekal selembar CV ( curriculum vitae ), ia lalu melamar dan diterima sebagai petugas cleaning service dengan gaji sebesar Rp 600 ribu per bulan.

Ketika bekerja sebagai petugas cleaning service, ia berkenalan dengan Ustadz Nur Hasan yang merupakan imam Masjid Baiturahim Perumahan Taman Kartini, Bekasi. Oleh sang ustadz, ia ditanya bersyahadat di mana. ''Ketika saya jawab di pinggir jalan, beliau bilang syahadat saya tidak sah. Akhirnya, saya baca syahadat lagi di Masjid Baiturahim,'' ujarnya.

Sejak bersyahadat untuk kedua kalinya ini, menurut Thufail, mulai timbul keinginan untuk belajar membaca Al-Quran dan pengetahuan mengenai ajaran Islam lainnya. Kemudian, ia ketemu dengan seorang ustadz yang pada saat itu juga merupakan pengurus sebuah partai politik berideologi Islam. Pelajaran pertama yang didapatkannya adalah mengenai dua kalimat syahadat. ''Ketika itu semua anggota halakah disuruh syahadat lagi sama beliau. Jadi, syahadat saya tiga kali.''

Kendati sudah membaca syahadat hingga tiga kali, Thufail tidak langsung mempercayai adanya Allah SWT sebagai sang Maha Pencipta. Dia mulai meyakini keberadaan Allah SWT, justru ketika dirinya diizinkan untuk bertemu dengan sesosok makhluk gaib untuk pertama kalinya. ''Setelah bertemu dengan sosok gaib ini, saya mulai berpikir secara logika bahwa segala sesuatu di bumi ini pasti punya dua sudut pandang, ada benar dan salah, ada hitam dan putih. Begitu juga, ada benda dan yang menciptakan benda tersebut,'' paparnya.

Setelah memeluk Islam, ia mendapatkan ketenangan batin yang tidak pernah diperoleh sebelumnya. Di samping itu, ia merasa lebih optimistis dalam menjalani kehidupan dan lebih bisa mensyukuri hidupnya. ''Ketika saya menaruh hukum Allah SWT di atas segala apa pun, saya tidak takut mati, tidak takut miskin, tidak takut lapar.''

Keinginannya saat ini, menurut Thufail, adalah bagaimana ajaran Islam tidak hanya bisa dinikmatin di Masjid, tetapi juga di lingkungan komunitas underground. Diakuinya, hingga kini memang masih belum ada ustadz yang peduli dengan komunitas underground ini. ''Ada banyak teman saya yang tatoan, mabuk, tapi kalau bicara Islam diinjak-injak dia sudah nggak mau dialog. Dia pasti akan ambil parang dan ditebas orang itu,'' ungkapnya.

Karena itulah, melalui musik yang disuguhkannya bersama band rock yang dibentuknya, The Roots of Madinah, dia mau merangkul para temannya yang Muslim yang ada di komunitas underground untuk berhijrah. Aliran musik rock yang dikemas dalam lagu-lagu bersyair religi Islami, ia harapkan juga bisa menjadi senjata untuk menghantam balik musik-musik Yahudi.

''Saya bikin musik ini supaya ngebalikin orang Yahudi lagi. Mereka kan ngancurin saya waktu dulu, membuat saya keluar dari Kristen dan menjadi ateis dengan musik,'' katanya menandaskan.

Biodata
Nama Lahir            : Richard Stephen Gosal
Nama Muslim         : Muhammad Thufail Al Ghifari
Masuk Islam          : 2002
TTL                        : Makassar, 11 Mei 1982
Aktivitas               : Vokalis band rock The Roots of Madinah, Muslim Rapper, anggota Komunitas Islam Underground  Kolektif Berandalan Tuhan, dan ketua Divisi Pembinaan Lembaga Muhtadin Masjid Agung Al Azhar Blok M-Jakarta.

Dari : http://planosite.blogspot.com/2011/03/muhammad-thufail-al-ghifari-rapper.html

Bersyukurlah hidup dalam keadaan islam, karena “ Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah ialah islam”(ali imran: 19)

Selasa, 27 Desember 2011

Angin ..



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh


Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, Allohumma sholi ‘ala Muhammad, wa ‘ala ‘aalihi wa ashbihi ajma’iin
Segala puja dan puji, total, semuanya hanya milik Allah. Ujian apapun yang datang kepada kita, pasti penyebabnya karena Allah menitipkan sesuatu pada diri kita. Sehingga tidak layak menjadi ujub dan takabur terhadap ujian. Melainkan menjadi tawadu’ dan bersyukur.
( dari : http://musiklib.org/Thufail_Al_Ghifari-Integritas_(_Feat_Aa_Gym_)-Lirik_Lagu.htm )


Saya menyebutnya juga sebagai prinsip. Filosofi angin ini juga yang seringkali menjadi inspirasi untuk saya. Walaupun secara jujur saya akui, pengejawantahan dari prinsip ini sering juga membuat saya merasakan tidak enak hati. Alasannya, saat kita melakukan sebuah kebaikan, justru tidak menemukan penghargaan dari orang. Kebaikan yang diupayakan dengan susah payah, selanjutnya tidak dihargai. Karena konsep angin memang ia tidak akan bisa terlihat dengan mata. Hanya manusia yang mengizinkan semua inderanya merasakan hembusan angin disetiap pori-porinya, yang akan bisa ‘melihat’ angin tersebut. Sedangkan sebagian yang lain yang memilih yang lain, akan berkeyakinan bahwa hanya yang bisa terlihat saja yang layak untu dihargai.
Angin itu bisa memiliki energi menghidupkan. Sekaligus ia juga memiliki kekuatan menghancurkan.
Dari sini, saya lebih menujukan energi menghidupkan dan menghancurkan pada sisi kemungkinan positif yang bisa ditransformasikan kedalam berbagai bentuk daya lainnya. Menghidupkan bisa ditetaskan lagi sebagai kreatifitas, sebagai daya inovasi. Sedangkan Menghancurkan bisa dibentuk sebagai energi penyelesaian, menjadi buldoser untuk menghilangkan berbagai problematika yang ada di tengah dunia, dari skala besar hingga juga ke tingkatan yang paling kecil, ego, personal.
Diantara kedua ruang potensi energi yang dimiliki angin, [6] terdapat sebuah titian yang sering diistilahkan dengan transformasi. Sebuah model merubah suatu bentuk ke bentuk lain. Nah, yang dirubah disini adalah energi menghidupkan dengan bentuk yang lebih “memanusia”, sebut saja kreatifitas, inovasi, transfer energi dan sejenisnya. Begitupun dengan energi menghancurkan: Menjadi problem solver, pemecah masalah. Tidak dimaknakan sebagai penghancur dunia dan berbagai tatanan masyarakat yang telah ada. Tetapi lebih pada kesediaan menjadi bagian dari manusia yang peka dan peduli pada berbagai persoalan masyarakat. Mengingat, dari ajaran berbagai agamapun, seringkali manfaat seseorang terhadap manusia lainnya seringkali mendapatkan tempat yang bisa disebut prioritas yang sangat dianjurkan.
Bahasan ini mengingatkan saya pada seorang paranormal yang cukup kesohor di indonesia. Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi swasta Nasional, ia berbicara tentang santet. Santet, awalnya sering dipandang sebagai sesuatu yang mengerikan, punya daya untuk membunuh manusia. Tetapi justru santet itu juga bisa ditransformasikan untuk membunuh penyakit manusia, membunuh virus atau bakteri penyebab penyakit.
Dari itu, saya memperhatikan, sebenarnya banyak sekali karunia Tuhan yang bisa dipergunakan manusia untuk manusia lainnya. Berbagi manfaat. Ups, tunggu dulu, saya coba mengevaluasi apa yang saya bahas diatas dengan apa yang sedang saya bicarakan ini.
Iya, sepintas tidak adanya relevansi dan keterkaitan. Tapi jika saya berbicara seperti layaknya angin. Seperti inilah angin. Terlihat tidak memiliki arah yang jelas. Tapi sebenarnya ia malah memiliki mata angin yang menjadi patron, menjadi rel untuk kereta api dalam perjalanannya.
Tidak, sepertinya saya tidak akan menjadikan bahasan ini sebagai berhala kaku. Namun saya akan mengeksplore halaman selanjutnya seperti peluru senapan serbu. Tidak terlalu stagnan, tapi tidak akan lari dari konsep filosofi angin. ( dari : http://cyberdaily.wordpress.com/hikmah/english-in-progress/filosofi-angin/ )

Angin, Antara Nikmat dan Adzab

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah. Kami memujinya. Kami memohon pertolongan kepadaNya. Kami juga memohon ampunan dan bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa kami dan keburukan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Demikian pula, barangsiapa yang Allah sesatkan maka tiada satu pun yang bisa memberi hidayah kepadanya.
Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tanpa ada sekutu bagiNya. Dialah sesembahan orang-orang di masa silam dan masa datang serta penegak langit dan bumi.
Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya. Beliaulah manusia pilihan Allah, kekasih-Nya dan seorang yang Allah percaya untuk mendapatkan wahyu serta penyampai syariat kepada semua manusia.
Semoga Allah memuji dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya dan seluruh shahabatnya.
Wahai orang-orang yang beriman, wahai hamba-hamba Allah bertakwalah kalian kepada Allah. Yakinlah bahwa takwa kepada Allah adalah sebaik-baik bekal menuju hari yang dijanjikan. Takwa adalah sebab yang paling penting untuk mendapatkan ridho Allah. Takwa adalah perkara yang Allah wasiatkan kepada orang-orang di masa silam ataupun orang di masa sekarang.
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
Yang artinya, “Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah” (QS. an Nisa’:131).
Sesungguhnya tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan keesaan Allah dan bahwa Dia adalah pengatur alam semesta itu banyak sekali, tidak bisa dihitung. Sebagaimana perkataan seorang penyair, “Dalam segala sesuatu terdapat bukti bahwa Dia adalah zat yang esa”.
Di antara tanda kekuasaan Allah yang besar, bukti nyata keesaan-Nya yang menunjukkan bahwa Dia itu benar-benar esa dan segala urusan itu ada di genggaman-Nya dan diatur penuh oleh diri-Nya adalah angin yang diatur oleh Allah sebagaimana yang Dia kehendaki. Angin itu bertiup mengikuti perintah-Nya dan setelah mendapatkan izin dari-Nya. Angin adalah makhluk yang diatur dan diperintahkan. Dia tidak bisa datang atau pun pergi baik di waktu pagi atau pun sore kecuali dengan seizin Tuhannya yang merupakan zat yang mengatur dirinya. Semua gerakan angin itu dengan seizin-Nya. Semua tiupan angin itu dengan perintah-Nya. Sekali lagi, angin adalah makhluk yang diatur dan diperintah. Terkadang dia datang dengan membawa kabar gembira dan rahmat Allah. Di waktu yang lain, dia membawa adzab dan hukuman Allah. Segala urusan sepenuhnya ada di tangan Allah.
Angin adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Sepantasnya seorang mukmin mengambil pelajaran dengan keberadaan angin. Dengan angin, seorang hamba mengetahui betapa agungnya Allah, zat yang mengatur angin.
Dalam angin terdapat pelajaran dan nasihat yang sangat berharga serta tanda kekuasaan yang menunjukkan keagungan dan kesempurnaan sang pencipta.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (46)
Yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS ar Rum: 46).
وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164)
Yang artinya, “Dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. al Baqarah: 164).
Memang benar, angin hanya menjadi tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. Mereka memutar akal mereka untuk mengambil manfaat dan pelajaran dari berbagai tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa Dialah sang pengatur alam semesta dan menunjukkan bahwa Dia adalah zat yang agung karena memiliki segala sifat kesempurnaan.
Angin itu terkadang menjadi hukuman dan siksaan, di samping terkadang menjadi nikmat dan rahmat. Itu semua terjadi dengan perintah Allah. Dalam sebuah hadits yang sahih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mencaci maki angin dengan alasan bahwa angin itu sekedar makhluk yang diatur dan diperintah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci angin karena angin itu diperintah”.
Hadits yang senada dengan hadits di atas jumlahnya banyak. Sebagiannya nanti juga akan kami sampaikan.
Diaturnya angin oleh Allah adalah sebuah nikmat yang sangat besar bagi manusia. Hendaknya kita merasakan adanya nikmat tersebut dan nilainya serta menyadari manfaat yang kita petik darinya. Seandainya angin itu tidak diatur oleh Allah tentu tidak akan ada kehidupan bagi manusia. Dunia hewan dan tumbuh-tumbuhan pun akan kacau balau. Makanan akan rusak dan busuklah seluruh penjuru bumi.
Pengaruh dan manfaat angin itu sangat banyak, tak terhitung. Seandainya angin itu hanya diam dan tenang tidak bergerak atau bertiup maka seluruh bagian bumi ini terutama tumbuh-tumbuhan akan busuk. Hewan-hewan akan menjadi bangkai.
Jadi bertiupnya angin itu sebuah nikmat. Karenanya ada pergerakan udara. Udara pun menjadi bersih dan jernih. Berbagai penyakit hilang dan berbagai nikmat, kebaikan dan manfaat besar pun datang. Semua itu karena angin yang diatur oleh Allah.
Terkadang Allah mengirim angin yang mendorong mendung yang memuat hujan. Hujan adalah kabar gembira dan pembawa berbagai kebaikan. Masih banyak manfaat dan hasil yang akan dirasakan oleh manusia oleh sebab angin. Oleh karena itu, dalam al Qur’an kita jumpai Allah menyebut angin dalam bentuk jamak. Hal ini mengisyaratkan banyak dan besarnya manfaat yang Allah letakkan pada angin.
Terkadang Allah mengirimkan angin sebagai siksaan dan hukuman. Angin datang membawa adzab yang menjadi sebab mati dan hancurnya manusia, tetumbuhan dan berbagai binatang. Hal ini terjadi sebagai hukuman Allah dan pelajaran yang bisa dipetik oleh orang yang mau mengambil pelajaran.
Di antaranya adalah kisah yang Allah ceritakan dalam al Qur’an tentang hukuman yang Allah berikan kepada kaum ‘Aad yang merupakan kaum Nabi Hud. Allah hancurkan mereka dengan angin.
وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41)مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ (42)
Yang artinya, “Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk” (QS adz Dzariyat:41-42).
Dalam kisah yang Allah tuturkan dalam al Qur’an, pada saat angin adzab datang, saat pertama kali mengetahui hal tersebut, kaum ‘Aad beranggapan bahwa angin tersebut membawa awan yang akan menurunkan hujan. Mereka anggap bahwa angin tersebut adalah angin pembawa nikmat dan kabar gembira.
فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (24)تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ (25)
Yang artinya, “Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan!) bahkan Itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya. Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa” (QS al Ahqof:24-25).
Yang dimaksud ‘tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka’ adalah tidak ada lagi satu pun orang yang hidup di dalam rumah-rumah mereka. Artinya seluruh mereka hancur dan mati disebabkan angin tersebut cukup dalam sekejap mata saja dengan sekali hembusan.
Sungguh ini adalah tanda dan bukti kekuasaan Allah yang sangat besar. Seyogyanya orang-orang yang beriman mengambil pelajaran darinya.
Di antara hal yang luar biasa dalam angin adalah dia bisa memahami perintah dan mentaati Tuhannya. Dia laksanakan semua perintah-Nya.
Di antara hal yang unik dalam angin adalah setiap hari Jumat angin itu merasa takut. Angin itu paham bahwa hari Kiamat akan terjadi pada hari Jumat. Karenanya setiap hari Jumat angin merasa takut dan khawatir jangan-jangan Kiamat akan terjadi. Hal ini disebabkan Allah memberi kemampuan untuk memahami bagi angin.
Dalam Sunan Ibnu Majah terdapat hadits yang kualitas sanadnya sahih, Nabi bercerita tentang hari Jumat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, “Pada hari Jumat Kiamat akan terjadi”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Tidak ada satu pun malaikat, langit, bumi, angin, gunung ataupun lautan melainkan merasa takut dan khawatir pada hari Jumat”.
Makhluk-makhluk ini merasa khawatir dengan terjadinya Kiamat pada hari Jumat.
Angin merasa takut dengan terjadinya Kiamat. Langit merasa takut. Bumi merasa takut. Lautan pun merasa takut. Sayangnya, mayoritas manusia lalai dan tidak memikirkan akan terjadinya Kiamat.
Sepatutnya kita mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah ini. Hendaknya hati kita merasa tergerak karena beriman, menghadapkan hati, bertaubat dan kembali kepada Allah.
Terdapat dalam hadits yang sahih dari Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ketika angin bertiup kencang dan berhembus dengan kuat seorang muslim berkewajiban untuk menghadapkan hatinya kepada Allah dengan memohon, berharap kepada Allah akan kebaikan angin tersebut dan meminta perlindungan kepada Allah akan keburukan angin tersebut.
Dalam sahih Muslim, ketika angin bertiup kencang, Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kebaikan angin ini dan kebaikan yang dibawanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini dan keburukan yang dibawanya”.
Inilah petunjuk dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Tidak sepatutnya kita menyibukkan diri dengan berbagai hal yang sebagian orang saling mengingatkan untuk melakukannya padahal hal tersebut tidak ada dalilnya dari sunah dan bukan bagian dari ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Dalam kondisi angin bertiup kencang, hendaknya hati kita tergerak untuk mengambil pelajaran dari berbagai tanda kekuasaan Allah.
Ya Allah, jadikanlah kami orang yang mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Mu dan tunjukilah kami jalan-Mu yang lurus.
Ini yang bisa kami sampaikan. Aku memohon ampunan untukku dan kalian serta seluruh kaum muslimin dari seluruh dosa.
Mohonlah ampunan kepada-Nya niscaya Dia akan mengampuni kalian sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang.
Khutbah Kedua
Segala puji itu milik Allah. Dialah dzat yang memiliki kebaikan yang sangat besar dan anugrah serta kedermawanan yang sangat luas.
Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tanpa ada sekutu baginya.
Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya dan semua shahabatnya.
Beberapa hari yang lewat angin bertiup demikian kencang sehingga menggerakkan segala sesuatu di tempat yang tidak jauh dari tempat kita.
Seiring bergeraknya segala sesuatu, hati pun tergerak karena merasa takut dan ngeri dengan kejadian tersebut.
Tergeraknya hati berbarengan dengan hembusan angin yang sangat kuat adalah suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim. Tergeraknya hati dengan peristiwa ini hendaknya jangan bersifat sementara namun hendaknya hembusan angin kencang ini menjadi pintu awal tergeraknya seorang mukmin untuk benar-benar bertaubat dan memberikan hatinya kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya yang menggerakkan angin pada hari-hari ini dengan demikian hebat sehingga menyebabkan banyak manusia yang mati atau luka-luka, banyak harta benda yang rusak dan berbagai perkara yang lain itu mampu menggerakkannya pada kesempatan yang lain.
Menjadi kewajiban kita bersama untuk benar-benar tulus menghadapkan hati kepada Allah, merasa takut dan bertaubat. Hendaknya pelajaran ini tidak menggerakkan hati kita sementara waktu, namun seterusnya.
Menjadi kewajiban kita dalam setiap saat dan pada setiap keadaan untuk merasa takut kepada Allah. Barangsiapa yang merasa takut kepada Allah maka segala sesuatu akan merasa takut kepadanya. Siapa yang tidak merasa takut kepada Allah maka Allah akan membuatnya merasa takut dengan segala sesuatu. Merasa takut kepada Allah, kembali dan berlari menuju Allah adalah sifat seorang mukmin di setiap waktu dan setiap kesempatan.
Menjadi kewajiban kita bersama untuk memperbesar rasa takut kita kepada Allah dan pada waktu yang bersamaan rasa harap kita pun semakin besar. Demikian pula pada waktu yang sama perhatian hati kita kepada Allah juga semakin besar.
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا (57)
Yang artinya, “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti” (QS al Isra:57).
Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan nafsunya lalu beramal untuk hidup setelah mati. Sedangkan orang yang tidak berdaya adalah orang yang jiwanya menuruti keinginan hawa nafsunya namun memiliki angan-angan sangat besar kepada Allah.
Hendaknya kalian bersholawat dan mendoakan keselamatan kepada Muhammad bin Abdillah sebagaimana yang telah Dia perintahkan dalam kitabNya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS al Ahzab:56).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang bershalawat untukku sekali maka Allah akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali”.
Ya Allah, berikanlah shalawatMu untuk Muhammad dan untuk keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat untuk Ibrahim dan untuk keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau itu Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkah untuk Ibrahim dan untuk keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau itu Maha Terpuji dan Maha Agung.
Ya Allah, berikan ridhoMu untuk empat khulafaur rasyidin yang merupakan para pemimpin yang mendapatkan hidayah yaitu Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali. Demikian pula ya Allah berikanlah ridhoMu untuk semua shahabat dan tabiin serta semua orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat nanti. Demikian juga berikanlah ridhoMu untuk kami dengan anugrah, kemurahan dan kebaikanMu, wahai zat yang maha pemurah.
Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin dan hinakanlah kemusyrikan dan para pelakunya dan hancurkanlah para musuh agama.
Ya Allah, berikanlah rasa aman untuk kami di negeri kami sendiri dan perbaikilah para penguasa dan pemimpin kami.
Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami adalah orang yang merasa takut dan bertakwa kepada-Mu serta mengikuti ridho-Mu wahai pemilik alam semesta.
Ya Allah, bimbinglah penguasa kami untuk meniti hidayahMu dan jadikanlah amalnya adalah amal yang Kau ridhoi.
Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketakwaan. Sucikanlah jiwa kami. Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa karena Engkau adalah zat yang mengatur jiwa manusia.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu agar memiliki rasa takut kepada-Mu baik ketika sendiri ataupun saat bersama banyak orang, perkataan yang benar saat gembira ataupun marah.
Ya Allah janganlah kau serahkan diri kami kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, kasih sayang-Mu lah yang kami harapkan maka janganlah kau serahkan diri kami kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, kasih sayang-Mu lah yang kami harapkan maka janganlah kau serahkan diri kami kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, kasihanilah kelemahan kami dan hilangkanlah kesedihan kami.
Ya Allah, berilah kami taufik untuk melakukan apa yang Kau cintai dan Kau ridhoi, wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan nama-nama-Mu yang terindah dan sifat-sifat-Mu yang agung agar Engkau merasa kasihan dengan kelemahan orang-orang yang mendapatkan musibah karena sebab angin puting beliung dan Kau sayangi orang-orang yang sudah mati di antara kaum muslimin, wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah, hilangkanlah kesedihan orang-orang yang mendapatkan musibah.
Ya Allah, berilah ganti untuk mereka dengan yang lebih baik.
Ya Allah, jadikanlah musibah mereka sebagai penghapus dosa dan rahmat-Mu, wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah, berilah kami taufik untuk mengambil pelajaran dengan ayat-ayat-Mu dan jadikanlah kami orang-orang yang bisa mengambil pelajaran, wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah, tunjukilah kami jalan-Mu yang lurus dan perbaikilah seluruh urusan kami, wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah, ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami dan dosa seluruh kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan dan seluruh orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia.
Wahai tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akherat dan jagalah kami dari api neraka.
Wahai hamba-hamba Allah ingatlah Allah niscaya Allah akan mengingat kalian. Bersyukurlah atas nikmat-nikmat-Nya niscaya Dia akan memberi tambahan nikmat. Mengingat Allah itulah yang lebih besar dan Allah itu mengetahui apa yang kalian lakukan.
Khutbah Jumat pada tanggal 22 Jumadil Ula 1428 H, Syeikh ‘Abdur Rozaq bin Abdil Muhsin Al Abad Al Badr
Penerjemah: Ustadz Aris Munandar

( dari : http://muslim.or.id/nasehat-ulama/angin-antara-nikmat-dan-adzab.html )